Sang Jnanabadra

Sinar senja masih nampak di ufuk barat, sedikit saja menerawang menyilaukan mata ini. Tanah yang kering, debu yang diterbangkan angin, hingga rumput-rumput liar  serta dedaunan yang mulai menguning seperti merelakannya gugur demi keinginannya untuk bertahan hidup. Miris mungkin kelihatannya, namun Tuhan memutar waktu sedemikian rupa, seraya mengajarkan mereka tentang sebuah lingkaran kehidupan yang harus dialami. " waktu akan menumbuhkan, namun waktu jua yang akan memusnahkan.." Mengingatkanku jika sebenarnya tugasku hanya menjalani cerita diselang kedua waktu kejadian itu saja. Daun takkan menyalahkan angin atau ranting yang melepaskannya Sejenak kunyalakan sebatang rokokku saja, lalu kuminum secangkir kopi pahit yang sudah kudiamkan daritadi. Entah, darimana datangnya fikiran ini hingga serasa aku kembali ingin mengingat sisa-sisa bayangan masa laluku dulu. Ketika semuanya begitu tak terjelaskan, seperti sedang dipermainkan oleh arus fikiran dan perasaan. Keb

Malam masih saja begini, aku terbaring sendiri ditempatku biasanya.. hanya sebuah kasur tebal namun mungkin tak senyaman milik kalian. TV didepanku masih menyala berbicara entah cerita apa yang dikisahkannya, mungkin karena aku terlalu asyik menulis ini atau lebih tepatnya kubiarkan dia berbicara sendiri karena aku tidak ingin ruangan ini terlalu sepi untuk kurasakan sendiri. TV nya didepan sob, gag keliatan, kasurnya udah dijual juga Tulisan inipun kubuat bukan tanpa alasan, berharap seseorang akan membaca lalu mengerti tentang apa yang sekarang kurasakan. Berlebihan memang jika yang kuharap itu seseorang yang memang benar-benar aku fikirkan sekarang, karena yang kutahu keberadaanku ini sangat sulit diakui olehnya. 23.38 malam, suara binatang malam diluar seperti alunan symphony Beethoven dengan nada rendah yang hanya bisa diresapi dengan posisi mengheningkan cipta seperti saat upacara bendera, akupun sesekali melihat kesekitar berharap Tuhan akan datang dengan wujud seorang

Tak layu karena terik Mengembang perlahan menguat hebat Didalam hutan pegunungan menarilah Engkau ingatan dibalik penyesalan.. Angin timur bulan januari, Membelai lembut sang jemari Mengibas pucuk kecil sang Rakawi Engkau tenang mengagumkan Namun... itu rahasia kita saja. Biarkan Tuhan mempermainkanku saja.. Tuhan itu memang membosankan.

berfikirlah, filsafat itu adalah raja dari segala pengetahuan 8 Sajak Cahaya Samar 1. // Ana kembang wening wernane, tanpa aran tanpa gandha, tawa tan ana ana rasa, mekar tanpa wiwitan, tan kena alum ing wekasan.// Terjemahan :   " Ada bunga bening warnanya, tanpa nama tak berbau, tawar tak ada rasa, mekar tanpa awal tak bisa layu selamanya " 2. // Wringin kembar pambukaning praja, dhuwure anyangga langit oyode tumancep angkasa // Terjemahan:   " Pohon beringin kembar pintu gerbang kerajaan, tingginya menyangga langit akarnya menancap diangkasa. " 3. // Pandhita telu awujud cahya, anyerat wulan lintang taranggana angidung swara wisiking raditya // Terjemahan:   " tiga orang bijaksana berwujud cahaya, menulis bulan dan bintang menyanyikan lagu bisikan mentari. " 4. // Alun-alun Tawangsari, ana patih Catur Hrdaya aranya, agegaman Wisamana // Terjemahan:   " Alun-alun Tawangsari, ada panglima bernama Catur Hrdaya bersenjatakan Wis

Malam sobat.. !!! ehh, maaf.. mungkin ga berlaku kali ya sapaan yang menunjukkan entitas waktu dalam dunia bloggerisasi kayak ini ?! Karena kebetulan aja saya nulis ini pas malam.. hehehe... Tulisan saya kali ini ("padal baru pertama kali ini nulis") judulnya Dunia 5 benua & 1 cinta. Kereennn gakk?? ni baru aja dapat inspirasi soalnya habis bertapa digunung tanpa puncak, dihutan tanpa ilalang. Kebayang kan seremnya gimana. Oke, langsung aja ke cerita pribadi gue ( blaagu dikit biar dikira anak jakarte gitu, betawi punya ) Minum dulu sob, gua auss abis minum lava panas gunung bromo 5 BENUA ini artinya betapa luasnya daratan yang gua pijak buat mencari cinta sejati gua sob, bayangin aja, saking luasnya sampai dibikin peribahasa "dunia itu gag selebar daun kelor" dashyat kann.. ?!! padahal gua yakin kalo yang bikin peribahasa ini lagi galau bangett.. jadi dia hibur diri aja kayak yang biasa gua lakuin pas galau menimpa. 1. Benua Eropa, kata orang ni benu